ISEN.ID, JAKARTA - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk memacu kontribusi pendapatan berbasis komisi atau fee-based income (FBI) pada tahun ini. Kontributornya adalah Muamalat DIN, bancassurance, dan cash management system (CMS).
Direktur Bank Muamalat Wahyu Avianto mengungkapkan, untuk bisnis bancassurance, Bank Muamalat akan meluncurkan produk asuransi tradisional term life yang menyasar segmen nasabah mass affluent. Akan ada juga produk baru dalam mata uang dolar Amerika Serikat dolar AS.
"Ini untuk menyasar segmen nasabah haji plus yang memiliki kebutuhan untuk pelunasan biaya haji dalam mata uang tersebut. Begitupun nasabah yang memiliki kebutuhan proteksi sekaligus berinvestasi dalam mata uang dolar AS," kata Wahyu dalam keterangan, Senin (13/3/2023).
Bank Muamalat juga akan terus memperluas layanan CMS melalui sejumlah inovasi digital. Belum lama ini, perseroan menggandeng DOKU dan Paper.id terkait layanan payment gateway dan digital invoicing. Bank Muamalat juga akan berekspansi dengan menggandeng sekolah, universitas dan rumah sakit untuk menawarkan layanan CMS yang bisa digunakan untuk melakukan pembayaran kepada pihak ketiga, transfer antar rekening atau antar bank, dan pembayaran kewajiban rutin nasabah.
Wahyu menjelaskan, digital banking menjadi andalan karena pihaknya melihat adanya perubahan pola transaksi nasabah selama dan pascapandemi Covid-19. Sebelum pandemi mayoritas nasabah masih bertransaksi di kantor cabang.
Hanya sekitar 30 persen nasabah yang menggunakan kanal digital. Namun, saat ini aktifitas transaksi menggunakan kanal digital sudah di atas 90 persen yang didominasi oleh Muamalat DIN.
Sebagai informasi, dalam laporan keuangan bank only (diaudit) 2022, Bank Muamalat mencatatkan pertumbuhan laba sebelum pajak (profit before tax) sebesar 316 persen year on year. Laba perseroan per 31 Desember 2022 tercatat sebesar Rp 52 miliar, meningkat lebih dari tiga kali lipat dari Rp 12,5 miliar per 31 Desember 2021.