ISEN.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menyampaikan hasil survei terbaru yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Hasil survei tersebut memperkirakan perputaran ekonomi pada musim libur Lebaran 2023 bakal tembus hingga Rp 240,1 triliun.
"Ini naik dari proyeksi awal kita sebesar Rp 150 triliun. Tentu ini patut kita syukuri tapi juga harus diantisipasi karena Kemenparekraf harus menerapkan protokol kesehatan di destinasi pariwisata," kata Sandiaga dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (17/4/2023).
Sandiaga memaparkan, proyeksi tersebut dari perkiraan rata-rata pengeluaran mudik masyarakat pada liburan Lebaran tahun 2023 sekitar Rp 1,94 juta per orang. Adapun besarnya perkiraan perputaran ekonomi ini lantaran peningkatan jumlah pemudik tahun ini yang akan naik 44,2 persen dari 85,5 juta orang tahun 2022 menjadi 123,8 juta orang tahun ini.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, survei tersebut dilakukan terhadap 761 responden dan masih terus dilakukan. Sandiaga mengungkapkan, dari dari jumlah responden yang dikumpulkan, sebanyak 77,6 akan melakukan perjalanan mudik tahun ini.
Adapun mereka yang akan mudik sebanyak 92 persen menyatakan akan berwisata. Kemudian, 63 persen menyatakan masa liburan para pemudik kurang dari satu bulan sedangkan 37 persen sisanya melakukan liburan lebih dari sebulan.
"Sebanyak 58,6 persen memiliki untuk berwisata ke lokasi dalam kota di tujuan mudik lalu ada 42 persen di kabupaten lainnya. Berarti ini potensi wisatawan nusantara yang harus dipetakan dan durasi wisatanya dua sampai empat hari," ujarnya.
Adapun para pelancong yang tersebut sebanyak 64 persen memiliki destinasi pantai dan danau, kemudian diikuti kuliner sebesar 54 persen, pegunungan dan bukit 51 persen, taman rekreasi 36 persen dan pergi ke desa wisata 29 persen.
Mengingat besarnya potensi perputaran ekonomi dengan jumlah massa yang besar, Kemenparekraf mewanti-wanti seluruh dinas bidang pariwisata daerah untuk mempersiapkan dengan matang destinasi masing-masing. Protokol CHSE di destinasi harus tetap diterapkan demi menjaga keamanan dan kesesahatan para wisatawan.