ISEN.ID, SEMARANG -- Provinsi Jawa Tengah tidak akan menyia- nyiakan kesempatan jika ditunjuk sebagai tempat penyelenggaraan Global Muslim Travel Index (GMTI) tahun 2024.
Bahkan Jawa Tengah juga bakal serius dalam menggarap dan menyukseskan hajat yang akan dihadiri oleh banyak masyarakat muslim dari berbagai belahan dunia tersebut.
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mengungkapkan, Jawa Tengah akan siap jika ditunjuk Kemenparekraf RI menjadi tempat penyelenggaraan GMTI 2024.
Hal ini tak lepas dari sukses Indonesia meraih predikat Top Muslim Friendly Destination of The Year 2023 dalam Mastercard Crescent Rating GMTI 2023 di Singapura.
Sehingga Indonesia kemudian mendapatkan kepercayaan sebagai tuan rumah untuk penyelenggaraan forum GMTI tahun berikutnya atau pada tahun 2024 nanti.
Menparekraf, Sandiaga Uno pun kabarnya juga menginginkan agar Jawa Tengah menjadi tempat penyelenggaraan GMTI 2024 di Indonesia tersebut. Maka Jawa Tengah siap menggelar ajang tahunan ini.
"Ada kabar, bahwa nanti akan ditempatkan di Jawa Tengah," kata wagub, usai menerima Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS), di Semarang, Senin (19/6/2023).
Taj Yasin juga mengatakan, Jawa Tengah akan mempersiapkan event tersebut dengan baik, mulai dari regulasinya, fasilitasi sertifikat halal, tempat wisata, hotel dan kulinernya.
Bahkan dalam pertemuan dengan KDEKS juga sudah disrpakati apa saja yang bisa didorong dalam rangka memendukung sukses penyelenggaraan, dari sisi akomodasi.
Baik itu yang terkait dengan pariwisata, hotel, maupun tempat kuliner yang ramah bagi umat muslim. "Kami juga akan menyiapkan pergub terkait wisata halal dan ramah muslim," katanya.
Sejumlah tempat di Jawa Tengah, jelas wagub, sudah siap menyuguhkan konsep wisata halal. Antara lain Kota Semarang, Kabupaten Semarang dan Kabupaten Karanganyar.
Pemerintah tinggal mengecek apa- apa saja yang masih perlu disiapkan dan harus segera dilengkapi dalam menyambut hajat internasional bagi masyarakat muslim tersebut.
"Terlebih konsep wisata halal di Jawa Tengah ini juga mendapat dukungan banyak pihak, seperti PHRI, Asita, Kadin, MUI dan juga kalangan perguruan tinggi," jelasnya.