ISEN.ID, JAKARTA – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset sebesar Rp 63,9 triliun, atau tumbuh 6,7 persen secara year on year (yoy) pada semester I 2023. Pencapaian ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah bank pertama murni syariah ini berdiri.
Direktur Utama Bank Muamalat Indra Falatehan mengatakan, total aset tersebut didorong oleh peningkatan pembiayaan yang tumbuh 7,8 persen (yoy) menjadi sebesar Rp 20,4 triliun. Pertumbuhan tertinggi tercatat pada pembiayaan berbagi hasil (musyarakah) yang tumbuh 22,3 persen (yoy).
Kata Indra, hasil ini menjadi indikator penting bahwa turnaround plan Bank Muamalat berjalan dengan lancar. "Di tengah situasi bisnis yang menantang, Bank Muamalat mampu mewujudkan pertumbuhan bisnis yang sehat dan profit berkesinambungan," kata Indra dalam keterangan, Rabu (16/8/2023).
Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Muamalat tercatat sebesar Rp 47,6 triliun atau tumbuh sebesar 5,2 persen (yoy) dengan komposisi dana murah (Current Account & Saving Account/CASA) mencapai Rp 20,7 triliun. Untuk memacu pertumbuhan CASA, Bank Muamalat mengoptimalkan penggunaan aplikasi mobile banking Muamalat DIN.
Saat ini, Muamalat DIN dapat digunakan untuk pendaftaran, pelunasan, dan pengecekan nilai manfaat dana haji di menu Bank Haji. Selain itu, nasabah juga sudah dapat melakukan pembayaran rutin dan penarikan uang tunai tanpa kartu di Indomaret.
Sementara untuk layanan internet banking, Bank Muamalat meningkatkan utilisasi Cash Management System (CMS) yang bernama Muamalat Digital Integrated Access (Madina). Madina menawarkan kemudahan untuk nasabah korporasi dalam hal manajemen kas dan akses informasi keuangan yang cepat dan langsung.
Indra menegaskan, kinerja positif tersebut berhasil mendongkrak profitabilitas Bank Muamalat. Per 30 Juni 2023, laba sebelum pajak tercatat sebesar Rp 40,9 miliar, atau tumbuh 52,1 persen (yoy). Total modal Bank Muamalat tercatat sebesar Rp 7,0 triliun per 30 Juni 2023. Sementara rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 31,28 persen per akhir Juni 2023, berada jauh di atas ambang batas ketentuan regulator.