ISEN.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkolaborasi dengan entitas-entitas bisnis di berbagai sektor strategis guna meningkatkan inklusi dan literasi keuangan syariah dalam negeri. Kali ini BSI menggandeng PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO) untuk memberikan layanan jasa dan produk perbankan syariah kepada seluruh karyawan JMTO.
Direktur Retail Banking BSI Ngatari mengatakan, kerja sama dengan JMTO merupakan bagian dari komitmen BSI dalam memberikan layanan perbankan syariah yang seluas-luasnya kepada masyarakat. Terlebih, gaya hidup syariah sudah banyak diterapkan oleh masyarakat dan menjadi potensi besar yang harus ditangkap oleh BSI.
“Kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama dengan JMTO yang telah memilih BSI sebagai mitra dalam memberikan layanan perbankan syariah kepada para karyawan. Ini merupakan kerja sama strategis untuk meningkatkan inklusi dan literasi perbankan syariah kepada masyarakat luas,” kata Ngatari, Rabu (16/8/2023).
Beberapa kerja sama yang disepakati antara BSI dan JMTO antara lain adalah pembayaran payroll karyawan, tabungan BSI Easy Wadiah dan mudharabah, tabungan haji dan haji muda Indonesia, tabungan pendidikan, tabungan berencana, tabungan bisnis, tabungan valas, tabungan efek syariah, tabungan pensiun, dan layanan perbankan lainnya. Selain itu BSI juga menjadi alterntif pembayaran untuk pengelolaan parkir berbasis nontunai “GetPark”, ekosistem produk “GetPay”, pembayaran digital seperti payment gateway berbasis server yang dikelola “Getoll”, dan kerja sama lain yang dikembangkan pada “Aplikasi Travoy” oleh JMTO.
BSI sendiri mencatat peningkatan laba bersih sebesar 47,6 persen (year on year/yoy) pada kuartal I tahun ini menjadi Rp 1,45 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 987,68 miliar. Di periode yang sama, laba usaha perseroan tercatat sebesar Rp 1,93 triliun, tumbuh secara tahunan dari Rp 1,32 triliun pada kuartal pertama tahun 2022.
Dari sisi pendanaan, BSI mampu mengoptimalisasi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dengan pencapaian sebesar Rp 269,26 triliun, tumbuh 12,88 persen (yoy). Angka ini didominasi oleh tabungan wadiah yang mencapai Rp 43,53 triliun. Saat ini total tabungan mencapai Rp 115,12 triliun dan menjadikan BSI berada di peringkat ke-5 tabungan secara nasional.
Pencapaian ini memberikan pengaruh positif terhadap rasio cost of fund (CoF) BSI menjadi 1,97 persen, karena tabungan wadiah yang memberikan dampak efisiensi pengurangan biaya bagi hasil. Dari sisi pembiayaan, BSI mencatat pertumbuhan impresif dua digit yakni 20,15 persen (yoy) menjadi Rp 213, 28 triliun.
Pada periode tersebut, kualitas pembiayaan BSI terjaga dengan baik, tercermin dari NPF Gross di level 2,36 persen. Perseroan fokus pada pembiayaan jangka panjang, prudent dan mendiversifikasi alternatif pembiayaan yang sesuai segmen nasabah. Dengan demikian, risiko pembiayaan dapat dimitigasi dengan baik sesuai dengan jenis pembiayaannya.
Adapun, aset BSI yang saat ini mencapai Rp 313,25 triliun, tumbuh 15,47 persen secara yoy. Selain itu, juga ditopang oleh pertumbuhan bisnis yang sehat dari segmen retail dan wholesale serta didukung oleh peningkatan dana murah, kualitas pembiayaan yang baik, efisiensi dan efektivitas biaya dan fee based income (FBI).