ISEN.ID, JAKARTA -- Suara ledakan, letusan peluru, atau intimidasi berupa drone dan pesawat perang yang berputar-putar dari pihak Israel merupakan hal lazim di Gaza, Palestina. Termasuk di sekitar Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
Di Beit Lahiya, di utara Gaza, nama Indonesia mewujud berupa bangunan rumah sakit empat lantai dengan satu basement. Luas total bangunan utama mencapai 12.672 m persegi dan kapasitas RS ialah 230 tempat tidur. Tanah RS Indonesia seluas 16.261 m2 merupakan wakaf dari pemerintah palestina di Gaza.
Mengapa bernama RS Indonesia?
Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), sebuah organisasi sosial kemanusiaan yang berpusat di Jakarta, Indonesia, di laman resminya, menyebut, dengan nama itu, tersirat pesan bahwa RS ini merupakan sebuah simpul silaturahim jangka panjang antara rakyat Indonesia dan rakyat Palestina.
Semua sumber daya yang dikerahkan untuk mewujudkan fasilitas kesehatan tersebut berasal dari Indonesia. Dana pembangunan RS Indonesia yang mencapai Rp 126 miliar seluruhnya murni berasal dari sumbangan masyarakat Indonesia.
"Sebagian besar (donasi tersebut-Red) merupakan kalangan menengah ke bawah, tidak ada dana bantuan asing dan belum ada dana bantuan dari pemerintah Indonesia," tulis MER-C.
Dari sekian banyak ruangan, ada satu ruangan yang diberi nama 'Pembaca Republika'. Ruangan tersebut menjadi poli umum dan kerap disambangi warga Gaza untuk berobat.
Presidium MER-C Arief Rachman menjelaskan, penggunaan nama tersebut sebagai bentuk penghargaan donasi pembaca Republika dalam pembangunan RS Indonesia Gaza. "Donasi pembaca Republika adalah sumbangan yang termasuk paling awal dan membantu memperkuat proses pembangunan RSI Gaza," ujar Arief kepada Republika, Sabtu (9/1/2016) lalu.
Donasi pembaca Republika diberikan pada Juni 2013 senilai Rp 1 miliar. Terdapat sejumlah nama donatur kolektif yang digunakan dalam ruang-ruang di RS Indonesia di Gaza. Selain nama donatur, nama ruangan di RS Indonesia di Gaza menggunakan nama-nama pulau di Indonesia.
"Meskipun membutuhkan dana besar namun MER-C menutup bantuan asing untuk program RS Indonesia karena kami yakin rakyat Indonesia mampu mewujudkan amanah ini," tulis MER-C.
RS Indonesia di Gaza secara simbolis diresmikan di Theater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada 9 Januari 2016. RS Indonesia, mulai dari ide, proses disain RS yang mencakup struktur, arsitektur dan mechanical electrical (ME) sampai dengan tenaga insinyur dan pekerja teknis yang terlibat dalam proses pembangunan RS Indonesia di Gaza adalah putra-putra bangsa Indonesia yang berstatus sebagai relawan. Mereka memberikan sumbangsihnya tanpa berharap imbalan dan semua dilakukan sebagai bentuk jihad profesionalnya.
Bangunan RS Indonesia adalah bangunan terunik dan terbesar di jalur Gaza yang sebagian besar bangunan di wilayah okupasi Israel ini berbentuk segi empat. RS Indonesia Gaza juga mendapat predikat rumah sakit terbersih di Gaza pada 2017.
Rumah sakit ini membukukan dua kali rekor pengecoran terbesar di Gaza, yang pertama adalah pengecoran lantai 2 RS Indonesia sebesar 483 m3. Dua bulan kemudian, pada maret 2012, dilakukan pengecoran lantai tiga sebesar 500 m3 beton yang selesai dalam waktu delapan jam.