ISEN.ID, JAKARTA -- Hospitality Services Colliers Indonesia menilai, sejak awal 2022 kinerja sektor perhotelan di Indonesia telah mengalami perkembangan cukup positif dan signifikan. Pada tahun ini pun diperkirakan tumbuh positif.
“Mengingat potensi positif dan prospek di sektor hotel pada 2024, ada juga prospek positif untuk berbagai sektor lain di industri hospitality," ujar Head of Hospitality Services Colliers Indonesia Satria Wei dalam siaran pers, Kamis (14/3/2024).
Lembaga tersebut pun menyebutkan, ada beberapa sektor pada industri hospitality yang diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan pada tahun ini. Pertama, sektor hotel bisnis.
"Berdasarkan dari observasi yang dilakukan tim kami, secara menyeluruh kinerja hotel bisnis terlihat diproyeksikan mengalami peningkatan sekitar enam persen sampai delapan persen dari 2023," kata Satria.
Ia menjelaskan, kinerja positif pada hotel bisnis pada 2024 didorong berbagai kegiatan MICE yang didominasi baik oleh sektor swasta maupun pemerintah. Kedua, yaitu hotel resor. Pada 2024, lembaga tersebut melihat adanya perkembangan pada pasar hotel resor bila dibandingkan 2023.
Bagi pemilik hotel atau investor, aspek yang terpenting bagi hotel yaitu memiliki identitas dan konsep jelas. Oleh sebab itu, tren transisi dari hotel tanpa merek menjadi hotel dengan merek pada hotel resor juga merupakan salah satu langkah strategis yang membutuhkan pertimbangan dan eksekusi tepat.
Selain itu, tren liburan keluarga diproyeksikan akan bertahan dan terus berkembang. Sehingga jumlah permintaan kamar dengan tipe keluarga diantisipasi meningkat pada 2024.
Ketiga, yakni hiburan. Proyeksi menunjukan adanya peningkatan pada permintaan untuk spa, tempat hiburan kesehatan, klub olahraga, dan tempat hiburan olahraga. Itu terlihat dari peningkatan jumlah outlet yang beroperasi di Indonesia pada tahun 2024 bila dibandingkan dengan 2023.
"Berdasarkan hasil pengamatan, untuk bisnis Spa atau tampat hiburan kesehatan di tahun 2024, berfokus pada lokasi destinasi wisata seperti Candi Borobudur, Labuan Bajo, Danau Toba, dan Bali. Sedangkan untuk tempat hiburan olahraga, lebih ditekankan pada kota bisnis seperti Surabaya, Makassar, dan Medan," tutur dia.
Sektor selanjutnya atau keempat, yaitu makanan dan minuman. Bisnis makanan dan minuman yang sudah memiliki reputasi dinilai dapat lebih bertahan bila dibandingkan dengan yang tidak. Dari segi tingkat kesadaran, dan mencapai masyarakat juga lebih mudah. Terutama mengingat sifat masyarakat Indonesia yang memiliki rasa ingin tahu dan mencoba yang cukup tinggi.
Kelima, lapangan golf. Kepopuleran olahraga individual tersebut dinilai mulai meningkat pada kalangan komunitas Indonesia pada 2020 saat pandemi Covid-19 terjadi.
Golf, dahulu diasosiasikan dengan kalangan elit dan generasi yang lebih tua, kini berubah menjadi sebuah kegemaran baru pada kalangan generasi muda. Pergeseran ini memberikan kontribusi yang cukup signifikan atas pertumbuhan bisnis tersebut sampai dengan tahun 2023.
Salah satu peluang untuk meningkatkan pendapatan dalam bisnis ini adalah melalui kolaborasi dengan bisnis lain seperti outlet F&B, hotel, atau real estat. "Itu dikarenakan adanya permintaan terhadap jenis hiburan yang disesuaikan dengan target pasar yang ada," jelas dia.