ISEN.ID, JAKARTA -- Kinerja perbankan syariah Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang stabil dan positif meskipun menghadapi tantangan ketidakpastian ekonomi global. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga Oktober 2024, total aset perbankan syariah tercatat mencapai Rp 923,42 triliun, tumbuh 10,67 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah juga mengalami peningkatan signifikan, mencapai Rp 636,09 triliun, atau tumbuh 11,94 persen.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengungkapkan untuk dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun mencapai Rp 718,35 triliun dengan pertumbuhan 12,24 persen, yang menandakan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan syariah tetap tinggi.
"Kami optimistis perbankan syariah dapat mempertahankan tren positif ini hingga akhir tahun 2024. Proyeksi kami, pertumbuhan perbankan syariah akan tetap berada di level dua digit. Kinerja ini mencerminkan ketahanan sektor perbankan syariah dalam menghadapi tantangan ekonomi global," ujarnya dalam Konferensi Pers Hasil RDKB November 2024, Jumat (13/12/2024).
Salah satu faktor yang mendukung kinerja perbankan syariah adalah pengelolaan risiko yang baik, tercermin dari rasio kecukupan modal (CAR) yang solid di level 25,7 persen Rasio ini menunjukkan bahwa perbankan syariah memiliki daya tahan yang cukup kuat untuk menghadapi potensi risiko ke depan dan menjaga stabilitas sektor keuangan.
OJK juga terus mendorong penguatan struktur dan daya saing sektor perbankan syariah melalui berbagai kebijakan. Salah satunya adalah melalui implementasi Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah (RP3SI) 2023-2027 yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan sektor perbankan syariah dengan konsolidasi industri dan pengembangan produk syariah yang lebih inovatif.
"Penguatan perbankan syariah juga akan terus didorong melalui konsolidasi untuk menciptakan struktur yang lebih ideal dan mengurangi dominasi satu bank besar. Kami yakin langkah ini dapat memperkuat daya saing dan ketahanan perbankan syariah di masa depan," tambah Dian.
Selain itu, OJK juga mendorong perbankan syariah untuk terus memperluas akses layanan dan memperkenalkan produk-produk baru yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Dengan berbagai pedoman produk yang telah dikeluarkan, OJK berharap bank-bank syariah dapat semakin mengembangkan produk berbasis syariah yang lebih inklusif dan inovatif, sekaligus memperkuat posisi pasar mereka.
Melihat tren yang ada, OJK memproyeksikan sektor perbankan syariah Indonesia akan terus mencatatkan pertumbuhan positif hingga 2025. Meskipun tantangan dari ketidakpastian global dan domestik terus membayangi, sektor ini diharapkan tetap dapat tumbuh dengan stabil berkat berbagai kebijakan yang dijalankan oleh OJK serta sinergi antara regulator dan pelaku industri.
"Pada tahun 2025, kami memproyeksikan perbankan syariah tetap dapat mencatatkan pertumbuhan dua digit, yang didorong oleh kerja sama yang kuat antara regulator dan industri," ujar Dian Ediana Rae.