ISEN.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa tahun terakhir industri fesyen Muslim di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat. Bisnis fesyen Muslim sendiri menyimpan banyak potensi besar terutama di Indonesia, karena merupakan negara berpenduduk Muslim terbesar dunia dan dari segi kreativitas, Indonesia pun banyak memiliki desainer andal.
Pemerintah mendukung langkah strategis para pelaku usaha fesyen di Tanah Air. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno memaparkan, subsektor fesyen sebagai bagian dari 17 subsektor ekonomi kreatif Indonesia yang memiliki potensi pertumbuhan pesat.
Tidak terkecuali fesyen Muslim, ungkapnya, yang memiliki daya saing tinggi untuk menjadi pusat atau tujuan konsumen muslim. Tak hanya konsumen di dalam negeri, tetapi juga luar negeri.
Kemenparekraf memiliki program serupa yaitu Modest Fashion Founders Fund (ModestFFFund) yang merupakan program akselerasi kapital dan capacity building bagi founder brand modest fashion yang siap go global.
"Selain ModestFFFund, Kemenparekraf juga memiliki program digital entrepreneurship atau yang disebut dengan Baparekraf Digital Enterpreneurship (BDE), program yang memberikan pendampingan bagi pelaku subsektor fesyen dan mendorong para pelaku UMKM untuk memanfaatkan teknologi digital dalam proses bisnisnya," kata dia seperti dilansir dari Antara, Selasa (28/2/2023).
Memasuki 2023, salah satu brand lokal Hijup resmi mengangkat Bima Laga sebagai CEO barunya menggantikan posisi Diajeng Lestari yang sebelumnya memimpin perusahaan fesyen Muslim tersebut. Pria yang sudah tidak asing lagi di dunia teknologi dan e-commerce Indonesia ini juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) pada periode 2020-2022, lalu diangkat kembali menjadi Ketua Umum untuk periode 2022-2024.
Bima memiliki pengalaman dan keahlian dalam industri teknologi, kebijakan publik, hubungan pemerintah, e-commerce, pengembangan bisnis serta keuangan dan penggalangan dana. Perjalanan karier Bima sebelum menjadi CEO Hijup, yaitu menjabat sebagai VP Corporate Affairs Bhinneka. Selain itu ia juga pernah menjadi AVP Public Policy and Government Relations Bukalapak, pernah mengepalai divisi Public Policy and Government Relations Gojek dan CFO di Price Area.
Mengemban tugas sebagai CEO Hijup sekaligus Ketua Umum idEA, Bima Laga bertekad membawa perubahan positif pada industri e-commerce, dan tentunya ekonomi digital Indonesia. Hal ini terbukti berhasil pada saat kepemimpinannya di idEA, ia membawa pengaruh signifikan pada proses pertumbuhan industri digital, terutama e-commerce di Indonesia.
Belum lama menjadi CEO Hijup, Bima Laga telah memiliki rencana untuk perusahaan di tahun 2023. Bima berencana untuk memperkuat strategi penjualan secara offline dan membuat Hijup memiliki posisi yang lebih kuat di kalangan masyarakat Indonesia, baik pada sisi produsen kreatif, pasar, maupun tren fesyen muslim terkini.
Selain offline, Bima juga memiliki strategi untuk platform online, ia memastikan Hijup akan terus mengikuti tren di media sosial dan mempelajari produk-produk terkini sesuai kebutuhan pelanggan. Dengan jumlah pengikut di media sosial Instagram yang mengalami pertumbuhan positif sebanyak 1,2 juta, maka dari itu penerapan strategi dan penggunaan media sosial harus lebih dioptimalkan.
“Pada bulan April kami akan buka store offline yang kami kelola sendiri. Sebelumnya kami ada tetapi dikelola secara partner. Ini untuk menggaet pelanggan bahwa kami mulai eksis di offline juga,” kata Bima.