ISEN.ID, JAKARTA -- Bank Syariah Indonesia (BSI) mencatatkan pembiayaan BSI cicil emas mengalami pertumbuhan sebesar 32,79 persen menjadi Rp 6,29 triliun hingga Maret 2023. BSI menargetkan pertumbuhan cicil emas sebesar Rp 3 triliun pada tahun ini.
"Jumlah nasabah yang menggunakan cicil emas sudah mencapai lebih dari 110 ribu orang volume Rp 1,69 triliun. Adapun target hingga akhir tahun BSI optimistis mencapai Rp 3 triliun khusus cicil emas," kata Direktur Retail Banking BSI Ngatari dalam konferensi pers, Kamis (27/4/2023) sore.
BSI Cicil Emas menjadi salah satu alternatif investasi jangka pendek maupun menengah melalui logam mulia.
Dari sisi ketentuan syariah, cicil emas juga telah mendapatkan Fatwa DSN MUI No 77/DSN-MUI/V/2010. Pembiayaan menggunakan akad Murabahah dan pengikatan agunan dengan menggunakan akad rahn (gadai). Dari sisi keamanan, emas yang dicicil oleh nasabah disimpan dan diasuransikan secara baik di BSI.
Emas menjadi salah satu jenis investasi yang aman dan mudah dilakukan. Selain itu emas merupakan komoditas yang likuid, mudah diperjualbelikan dengan cepat sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif sumber dana darurat.
BSI terus menunjukkan kinerja keuangan yang solid. Pertumbuhan pembiayaan yang impresif, mencapai lebih dari 20 persen menjadi salah satu pendorong kinerja positif perseroan.
Pada kuartal I 2023, perseroan berhasil mencatatkan perolehan laba bersih mencapai Rp 1,46 triliun, tumbuh 47,65 persen secara year on year (yoy). Untuk pembiayaan, BSI mencatat pertumbuhan impresif dua digit yakni 20,15 persen secara yoy menjadi Rp213, 28 triliun. Pada periode tersebut, kualitas pembiayaan BSI terjaga dengan baik, tercermin dari NPF Gross di level 2,36 persen.
Hingga Maret 2023, total pembiayaan BSI mencapai Rp 213,28 triliun, dengan porsi pembiayaan yang didominasi oleh pembiayaan konsumer sebesar Rp 110,62 triliun, tumbuh 24,04 persen secara yoy. Lalu disusul pembiayaan wholesale sebesar Rp 58,16 triliun, tumbuh 17,29 persen secara yoy, dan pembiayaan mikro sebesar Rp 19,32 triliun, tumbuh 24,32 persen secara yoy.