ISEN.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Bank Muamalat Indra Falatehan mengatakan, Bank Muamalat berencana mencatatkan saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Aksi korporasi ini hanya sebatas listing tanpa diikuti penawaran umum, sehingga tidak ada skema kepemilikan saham.
“Kami berharap dengan tercatatnya saham Bank Muamalat di BEI nanti dapat turut berkontribusi dalam memperbesar dan mengembangkan pasar modal syariah di Indonesia,” ujar Indra, Rabu (16/8/2023).
Sebagai informasi, Bank Muamalat telah menjadi perusahaan terbuka sejak tahun 1993 tetapi sahamnya belum tercatat di BEI. Tujuan dari listing ini selain untuk memenuhi ketentuan regulator adalah untuk memberikan kesempatan kepada publik untuk dapat ikut memiliki saham Bank Muamalat, serta untuk menambah likuiditas efek syariah di pasar modal.
Saat ini, pionir bank syariah di Tanah Air ini memiliki 235 jaringan kantor dengan rincian 80 Kantor Cabang Utama (KCU), 128 Kantor Cabang Pembantu (KCP), dan 27 Kantor Kas (KK).
Pembiayaan Bank Muamalat akan mengandalkan segmen ritel konsumer yang merupakan bagian dari strategi business refocussing perseroan. Pada semester I 2023, Bank Muamalat mencatatkan total aset sebesar Rp 63,9 triliun, atau tumbuh 6,7 persen secara year on year (yoy). Pencapaian ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah bank pertama murni syariah ini berdiri.
Untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp 47,6 triliun atau tumbuh sebesar 5,2 persen (yoy) dengan komposisi dana murah (Current Account & Saving Account/CASA) mencapai Rp 20,7 triliun. Untuk memacu pertumbuhan CASA, Bank Muamalat mengoptimalkan penggunaan aplikasi mobile banking Muamalat DIN.
Per 30 Juni 2023, laba sebelum pajak tercatat sebesar Rp 40,9 miliar, atau tumbuh 52,1 persen (yoy). Total modal Bank Muamalat tercatat sebesar Rp 7 triliun per 30 Juni 2023. Sementara rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 31,28 persen per akhir Juni 2023, berada jauh di atas ambang batas ketentuan regulator.