ISEN.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mendorong seluruh pihak ikut mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai produsen halal terbesar di dunia pada 2024 mendatang. Kiai Ma'ruf mengatakan, Indonesia dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak, sudah semestinya tidak hanya sebagai konsumen tetapi produsen.
"Karena itu kita ingin mengembangkan industri halal ini dengan tidak hanya menjadi konsumen halal tetapi industri halal produk halalnya sangat rendah. Karena itu, Indonesia ingin menjadi produsen halal terbesar di dunia, masa kita kalah dengan Brasil yang muslimnya minoritas," ujar Kiai Ma'ruf saat mengukuhkan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Provinsi Sulawesi Tengah, Selasa (3/10/2023).
Kiai Ma'ruf melanjutkan, ekonomi dan keuangan syariah saat ini bersifat inklusif yakni bukan hanya untuk orang Islam saja tetapi juga bisa digunakan orang-orang non-Islam. Kiai Ma'ruf mencontohkan, produk-produk halal kini tidak hanya diminati negara dengan mayoritas muslim saja tetapi negara minoritas.
"Bahkan, seperti negara China itu mereka menjadi eksportir produk-produk halal yang cukup besar dan sertifikasi halal di China itu berjalan dan ada wakil kita disana yang melakukan upaya proses sertifikasi halal dan juga wisata halal di sana juga berkembang karena tau banyak orang Islam berwisata," ujarnya.
Begitu juga di Korea dan Jepang, industri kosmetik di Korea juga hampir seluruhnya bersertifikat halal.
Kiai Ma'ruf mengatakan, selain indutri halal, fokus pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia yakni pengembangan industri keuangan syariah mulai dari perbankan syariah, asuransi syariah, pasar modal syariah, pegadaian syariah, koperasi syariah.
Sedangkan ketiga, dana sosial syariah yang terus digencarkan mulai dari zakat, infak, sodaqoh. Menurutnya, pengembangan dana sosial syariah ini juga telah banyak berkontribusi dalam mengentaskan kemiskinan ekstrem.
"Segitu saja belum besar, kalau besar nanti itu bisa menyelesaikan dengan zakat itu. Bahkan kemaren juga membantu korban gempa yakni membuatkan rumahnya dari zakat ini. Jadi kalau dikembangkan potensinya sangat besar sekali," ujarnya.
Keempat, lanjut Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) ini, yakni pengembangan usaha syariah. Sebab, pengusaha syariah menjadi kunci dari pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
"Sebab kalau tidak ada pengusaha tidak akan ada yang mendirikan industri halal, tidak akan ada yang menggunakan keuangan syariah perbankan syariah, tidak ada pengusaha, tidak ada yang berzakat, berwakaf," ujarnya.
Karenanya, dia menndorong KDESK di setiap daerah untuk mengembangkan pengusaha melalui upaya inkubasi menumbuhkan para pengusaha di daerah-daerah, menguatkan yang sudah ada maupun menghijrahkan atau hijrahnisasi pengusaha konvensional ke pengusaha syariah.
"Ini kerja gubernur ini untuk menghijarhkan itu dalam rangka penguatan, saya kira itu menjadi penting," ujarnya.