ISEN.ID, Raja Ampat, Papua menyimpan potensi wisata ramah Muslim yang dicari wisatawan domestik dan mancanegara. Wilayah kepulauan yang menawarkan pemandangan alam indah dan menenangkan, aktivitas pantai yang lengang, warga lokal yang ramah, resort ramah Muslim, makanan laut yang dijamin halal, dan yang cukup mencengangkan adalah living cost-nya murah.
Tidak sulit menemukan pantai dengan air laut yang jernih dan biru, terumbu karang yang masih terjaga dengan baik, bahkan ikan-ikan yang berkerumun berwarna-warni. Pemandu Wisata, Valentine Mamelas (34 tahun) mengatakan Raja Ampat, Papua punya semua yang dicari traveler Muslim.
Meski belum ramai ter-cap sertifikasi halal, warga Raja Ampat, Papua sadar dengan kebutuhan para pelancong, khususnya Muslim. Valentine menyampaikan ada banyak yang bisa dilakukan oleh wisatawan Muslim di Raja Ampat.
"Di Raja Ampat ada desa Muslim namanya Saonek Village, ini terletak di Kampung Lama, di sana banyak homestay milik warga lokal untuk wisatawan, sambutan yang diberikan sangat ramah terhadap Muslim," kata perempuan yang akrab disapa Valen ini ketika berbincang dengan Republika, Senin (12/11/2023).
Kampung Saonek ini terletak di Waigeo Selatan. Selama 2003-2005, Saonek merupakan pusat pemerintahan dari kabupaten Raja Ampat sebelum berpindah ke Waisai. Valen mengatakan desa ini terkenal sebagai desa Muslim yang ternyata dulunya tempat penyebaran islam di Raja Ampat.
Valen mengatakan pelancong Muslim tentu bisa menyesuaikan wisatanya di Raja Ampat karena semua aktivitas Muslim friendly. Spot wisata yang tentu tak boleh terlewatkan di Raja Ampat adalah Geosite Pianemo.
Ikon Raja Ampat yang paling tersohor ini menawarkan pemandangan pulau-pulau kecil di atas laut dengan perpaduan warna semburat gradasi biru dan hijau. Pemandangan alam indah itu bisa diperoleh dengan menaiki 300 anak tangga yang sisi kiri kanannya hutan rimbun.
Perjalanan ke atas cukup menantang namun menyenangkan. Tangga kayu cukup lebar, sekeliling hutan sejuk, dan ini terlewati hanya sekitar 15 menit untuk sampai di puncak. Waktu tempuh ini tentu tergantung kondisi fisik.
Tangga ke puncak punya dua rute, landai dan curam. Rute curam adalah rute yang pertama dibangun untuk naik ke atas. Pendakian jadi terasa sangat menantang sehingga bisa terbayar puas saat melihat pemandangan di atas.
Namun, saat Raja Ampat mulai ramai dikunjungi berbagai usia, tangga yang lebih landai dibuat untuk melengkapi rute. Naik ke atas memang tidak bisa terlalu ramai karena tempat cukup terbatas.
Puncak bukit yang menawarkan pemandangan unik lainnya adalah spot Telaga bintang. Pendakian ke sini lebih menantang lagi. Hanya ada jalan setapak dari batu, cukup terjal dengan banyak batuan runcing. Pergi ke atas harus bergantian, tidak bisa lebih dari 2 orang di atas puncak.
Melihat ke bawah ada telaga yang benar-benar berbentuk bintang dengan air warna biru dan dikelilingi perbukitan hijau yang landai. Berbeda dengan Puncak Pianemo yang terik sampai membuat keringat bercucuran, Telaga Bintang menawarkan angin semilir yang tenang dan menyejukkan. Sayang sekali tidak bisa berlama-lama jika pengunjung sedang ramai.
Tidak hanya telaganya, pendakiannya sendiri menjadi bagian yang sangat berkesan. Butuh konsentrasi dan kesabaran untuk bisa naik dan turun dengan aman.
Setelah turun pun, dermaga menyajikan air laut yang jernih. Ikan-ikan beraneka ragam dengan mudahnya terlihat di atas terumbu-terumbu karang yang kokoh dan bermacam-macam bentuk.
"Di Raja Ampat ini seluruh warganya sangat bersih, tidak ada orang buang sampah sembarangan, mereka juga rajin ingatkan pengunjung untuk buang sampah pada tempatnya," kata Valen saat menemani peserta Editor's Briefing Bank Indonesia ke beberapa spot wisata Raja Ampat.
Snorkeling di Raja Ampat...