ISEN.ID, JAKARTA -- Fintech peer to peer lending syariah yang fokus di sektor properti, Danasyariah membuktikan tetap konsisten di jalur pembiayaan produktif di bidang properti. Inilah yang memperkuat kepercayaan pemilik dana untuk menyalurkan pendanaan melaui aplikasi Danasyariah.
CEO dan Founder Danasyariah Taufiq Aljufri mengungkapkan, akumulasi dana yang tersalurkan sudah mendekati Rp 3 triliun. Tingkat keberhasilan TKB90 atau tingkat keberhasilan penyelenggara P2P lending dalam memfasilitasi penyelesaian kewajiban pinjam meminjam dalam jangka waktu hingga 90 hari sejak tanggal jatuh tempo di atas 99 persen.
"Artinya, ada juga kejadian gagal bayar dari penerima dana, tapi porsinya masih di bawah satu persen," ujar Taufiq kepada Republika.co.id, Rabu (15/11/2023).
Pada tahun ini, Danasyariah sudah merealisasikan kerja sama dengan bererapa bank syariah khususnya untuk melayani pembiayaan kepemilikan rumah KPR untuk kalangan nonpegawai. Danasyariah juga dalam proses kerja sama dengan beberapa bank besar dalam hal memberikan pembiayaan kepada developer properti yang sudah ada kerja sama dengan bank.
Untuk inovasi, Danasyariah melakukannya dengan cara menganalisis kelayakan terhadap nasabah penerima dana, agar bisa mempercepat proses analisis dan hasilnya lebih akurat. Kemudian Danasyariah juga memperluas layanan pembiayaan ke developer maupun konsumen KPR di luar Jawa, melalui kerja sama dengan Bank Syariah yang memiliki kantor layanan di wilayah tersebut.
"Dengan demikian manfaat pembiayaan melalui Danasyariah bisa dirasakan juga oleh developer dan konsumen KPR di luar Jawa," ujar Taufiq.
Prospek Danasyariah pada 2023 adalah membuka peluang bersinergi dengan bank untuk pembiayaan produktif yang berjangka panjang. Salah satunya adalah KPR syariah, dengan skema channeling maupun refferal.
Danasyariah juga merealisikan layanan pembiayaan untuk kontraktor properti, vendor material untuk properti dan lain sebagainya yang masih termasuk di sektor properti.
Taufiq menambahkan, pada 2023, sebagian besar para konsumen merealisasikan pembelian rumah yang sempat tertunda lebih dari dua tahun karena pandemi yang lalu. Sehingga, diperkirakan adanya peningkatan permintaan pembiayaan kepemilikan rumah.
"Di sisi lain perbankan tidak bisa melayani seluruh permintaan pembiayaan yang diajukan walaupun secara analisis konsumen itu sebenarnya feasible, misalnya wiraswasta, artis, selebgram, Youtuber, dan lain-lain," katanya.