Melihat kunang-kunang
Perjalanan susur sungai sore selama kurang lebih 1 jam itu pun berakhir. Pengunjung lantas kembali ke pondok untuk selanjutnya menyantap makan malam yang disajikan dengan prasmanan. Tempat hidangan khas Melayu itu pun lantas dipenuhi antrean sejumlah wisatawan, termasuk wisatawan asing dari China dan Korea Selatan yang tergabung dalam beberapa grup perjalanan.
Suasana yang mulai gelap sekitar pukul 18.30 waktu setempat menandakan perjalanan selanjutnya bakal dimulai. Tur kedua yakni melihat keindahan cahaya kunang-kunang. Rombongan lantas kembali ke dermaga untuk menyusuri Sungai Klias. Tak lupa, pengunjung disarankan menggunakan losion antiserangga agar terbebas dari gigitan nyamuk, salah satunya nyamuk malaria.
Suasana gelap gulita memang sedikit membuat bulu kuduk merinding, namun jangan khawatir. Setelah kurang dari 10 menit perjalanan, sebuah keajaiban ‘pohon natal’ akan menarik perhatian dan melenyapkan ketakutan itu.
Itu dia si serangga yang memancarkan cahaya dari perutnya menghiasi pepohonan. Sekelompok kunang-kunang itu pun lantas membuat terkagum-kagum karena kehadirannya yang memesona wisatawan.
‘Wah..wah. Bagus,” ujar salah seorang agen travel asal Jakarta.
Kapal tur lantas membawa wisatawan mendekat ke pepohonan, namun sayang, adegan tarian serangga yang memancarkan cahaya indah ini sulit diabadikan dalam kamera ponsel. Pengunjung hanya dapat menikmatinya dan menyimpan visual indah itu dalam memori di kepala.
Usai menyusuri sungai sekitar 30 menit, sesekali seekor dua kunang-kunang itu menghampiri layaknya memamerkan cahaya yang ia pancarkan serta menyampaikan salam perpisahan karena tur susur sungai harus diakhiri.