Ilham Yudha Putra, Tenaga Ahli UPTD Pelayanan dan Pengembangan Minyak Atsiri dari instansi Disperindag Sumatra Barat dalam pelatihan di Malinau menuturkan, minyak gaharu menjadi bahan baku pembuatan parfum. Minyak ini sangat diminati pasar di Timur Tengah.
Harga satu gram minyak atsiri gaharu Rp 150 ribu. Selain menghasilkan produk minyak atsiri gaharu, KUPS Gaharu Laban Nyarit telah menghasilkan produk minyak atsiri lain seperti minyak kayu putih, minyak kemutuyan (merica hutan) dan minyak serai. Minyak atsiri tersebut menjadi bahan baku essential oil.
Segala tumbuhan yang memiliki aroma bisa diekstrak menjadi minyak atsiri. Di Kalimantan banyak tumbuhan endemik hutan bukan kayu yang bisa diekstrak menjadi minyak atsiri. Namun, masyarakat masih belum banyak yang mengetahuinya.
Kali ini kita mencoba mengekstrak kemutuyan (merica hutan) menjadi minyak atsiri. Minyak ini mempunyai aroma yang lebih kuat dan tajam. "Sehingga, cocok untuk diffuser atau pengharum ruangan," kata Ilham.
Kepala UPTD KPH Malinau, Antonius Mangiwa, berharap setelah adanya peningkatan kapasitas sumber daya manusia, maka bantuan alat yang sudah diberikan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Masyarakat bisa mengelola hasil hutan non-kayu secara mandiri melalui rumah produksi minyak gaharu. Mereka tidak hanya mengambil resin gaharu saja, melainkan bisa mengolah gaharu menjadi minyak atsiri yang memiliki harga jual menjanjikan sehingga masyarakat semakin sejahtera dan hutan tetap lestari.
Totok gaharu yang sebelumnya hanya dijual ke pengepul dengan harga rendah, melalui alat suling gaharu ini, masyarakat bisa mengelola sendiri totok menjadi minyak atsiri.
"Masih banyak tanaman hutan yang bisa dimanfaatkan menjadi minyak atsiri. Mulai dari akar, daun, buah dan batangnya. KUPS Gaharu tidak hanya bergantung dengan totok gaharu. Mereka bisa menambah produk turunan lain yang bisa menghasilkan minyak atsiri untuk pengembangan ekonomi masyarakat," ujar Sainal Jamaluddin, Fasilitator KKI Warsi.
Contohnya, ada tanaman obat yang memiliki aroma, seperti ketimang. Tanaman ini tumbuh liar di Hutan Desa Laban Nyarit. Masyarakat mempercayai tanaman ini sebagai pengusir nyamuk alami. Sebab, aromanya yang wangi bisa mengharumkan ruangan.
Selementara itu, pelatihan penyulingan minyak atsiri gaharu berhasil memproduksi 0,34 persen rendemen minyak atsiri bahan baku serai dapur; 0,34 persen rendemen minyak atsiri bahan baku kemutuyan (merica hutan); 0,9 persen minyak atsiri bahan baku minyak kayu putih, 0,05 persen rendemen minyak atsiri gaharu.