Hery menambahkan bahwa semua segmen pertumbuhan tumbuh positif dengan double digit, di mana segmen Wholesale tumbuh 12,17 persen, Retail 17,30 persen, dan Consumer 16,27 persen. Kualitas pembiayaan tetap terjaga, dengan NPF gross sebesar 1,97 persen.
Salah satu produk pembiayaan yang menonjol adalah Cicil Emas, yang mengalami pertumbuhan luar biasa sebesar 143,41 persen dengan NPF sebesar 0,00 persen. Produk ini memiliki potensi untuk terus berkembang seiring meningkatnya tren investasi emas. Pembiayaan Cicil Emas BSI naik 5-6 kali lipat sejak merger, didorong oleh kenaikan harga emas yang signifikan.
Hery juga menambahkan bahwa disiplin dalam fokus bisnis meningkatkan Pendapatan Margin Bagi Hasil bank sebesar Rp 18,41 triliun, tumbuh 11,98 persen (yoy), sementara Fee Based Income tumbuh 30,14 persen (yoy) menjadi Rp 3,94 triliun. Hal ini menghasilkan PPOP BSI sebesar Rp 8,52 triliun, tumbuh 7,61 persen (yoy).
Dengan kualitas yang terjaga, NPF gross menurun ke level 1,97 persen dan cost of credit mencapai 0,97 persen. Aset BSI per September mencapai Rp 371 triliun, tumbuh 15,91 persen (yoy), dengan Return on Equity (ROE) berada di posisi 17,59 persen.