ISEN.ID, Pengusaha wanita memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi banyak negara. Pakistan, seperti banyak negara lain, mengalami peningkatan jumlah pengusaha wanita dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, pengusaha wanita di Pakistan menghadapi berbagai tantangan. Termasuk akses keuangan yang terbatas, terbentur nilai-nilai budaya dan persyaratan keluarga, dan kurangnya pengetahuan tentang manajemen bisnis dan perbankan.
Seperti dilansir dari laman Dawn, Senin (1/5/2023) keuangan syariah menawarkan peluang unik bagi pengusaha wanita di Pakistan. Ini karena sistem syariah menyediakan bentuk pembiayaan yang lebih etis dan adil yang selaras dengan prinsip-prinsip Islam.
Perusahaan rintisan dan perusahaan yang dipimpin perempuan di Pakistan dapat secara signifikan memengaruhi pembangunan ekonomi negara. Namun, salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh bisnis ini adalah akses keuangan yang terbatas.
Menurut Bank Dunia, hanya tujuh persen perempuan di Pakistan yang memiliki akses ke layanan keuangan formal. Akses keuangan yang terbatas ini merupakan hambatan yang signifikan bagi pengusaha perempuan, yang membutuhkan modal untuk memulai dan mengembangkan usaha mereka.
Salah satu alasan di balik kurangnya akses pembiayaan ini adalah keengganan dapat terlibat dalam pembiayaan berbasis bunga yang ditawarkan oleh bank konvensional. Nasabah yang peka terhadap keyakinan ini memilih untuk tidak meminjam dengan bunga atau, dalam beberapa kasus, menghindari membuka rekening bank di bank konvensional karena bunga.
Pemerintah Pakistan telah mengakui pentingnya pengusaha wanita dan keuangan Islam dalam pembangunan ekonomi negara. Pada 2018, Bank Negara Pakistan (SBP) meluncurkan kebijakan keuangan gender untuk meningkatkan akses perempuan terhadap keuangan.
Kebijakan tersebut bertujuan untuk meningkatkan persentase pelanggan wanita menjadi 25 persen pada 2020 dan 30 persen pada 2025. Kebijakan ini merupakan langkah yang tepat dan menunjukkan komitmen pemerintah untuk mendukung pengusaha wanita di Pakistan.
Keuangan Islam dapat menjadi sangat penting dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan pengusaha wanita di Pakistan. Salah satu fitur unik keuangan Islam adalah penekanannya pada keadilan sosial dan perilaku etis.
Penekanan ini menjadikan keuangan Islam sebagai pilihan yang cocok bagi pengusaha wanita yang mencari peluang pembiayaan yang sejalan dengan nilai dan prinsip mereka. Misalnya, keuangan Islam melarang pembayaran dan penerimaan bunga riba, yang dianggap eksploitatif dan tidak adil.
Larangan ini membuka peluang bagi perempuan pengusaha untuk mengakses pembiayaan yang didasarkan pada pengaturan perdagangan riil (jual beli), bagi hasil (Musyarakah) atau sewa (sewa), yang terkait langsung dengan bisnis riil atau utilitas yang berasal dari aset riil dan dianggap adil dan menguntungkan kedua belah pihak.
Untuk mendukung dan menyediakan pembiayaan bagi pengusaha perempuan, yang mungkin tidak memiliki akses ke bentuk pembiayaan tradisional karena kurangnya agunan, beberapa bank syariah, dengan dukungan pemerintah dan SBP, kini juga menawarkan pembiayaan kecil tanpa agunan di bawah skema pembiayaan pemuda.
Selain itu, Bank Negara telah memperkenalkan skema Pembiayaan Kembali dan Penjaminan Syariah yang sesuai dengan syariah khusus untuk pengusaha wanita, Skema Pembiayaan Kembali Syariah untuk Pembiayaan Modal Kerja Usaha Kecil dan Usaha Menengah Rendah (IWCF), Fasilitas Pembiayaan Kembali Syariah untuk Modernisasi UKM dan Syariah Skema SME Asaan Finance (I-SAAF) untuk mendukung kewirausahaan di Pakistan.
Skema ini memberikan peluang pembiayaan bagi pengusaha perempuan di seluruh negeri untuk memenuhi kebutuhan kredit usaha mereka. Institusi keuangan Islam di Pakistan juga menyediakan berbagai produk untuk memenuhi beragam persyaratan pembiayaan pelanggan mereka, termasuk pembiayaan jangka pendek, jangka panjang, dan pembiayaan perdagangan.
Ini membuat pengusaha perempuan juga memiliki kesempatan untuk memanfaatkan fasilitas ini untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan pembiayaan mereka.