ISEN.ID, PADANG -- Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi menilai daerah itu memiliki ekosistem yang sangat cocok sebagai pusat pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.
"Sumbar memiliki ekosistem untuk pengembangan ekonomi syariah, karena mayoritas penduduknya beragama Islam dan hal ini sejalan dengan filosofi masyarakat Sumatera Barat "Adat Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah," katanya di Padang, Ahad (9/7/2023).
Ia mengatakan penerapan sistem ekonomi syariah dalam aktifitas kehidupan sehari-hari juga telah menjadi harapan bersama masyarakat Sumatera Barat. Hal itu sudah digariskan dalam RPJMD Provinsi Sumatera Barat pada misi pertama yaitu mewujudkan kehidupan agama dan budaya "Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah", yang menjadi falsafah dan landasan utama kehidupan masyarakat Minangkabau.
Ia menyampaikan Provinsi Sumbar telah menginisiasi berbagai program pengembangan ekonomi syariah dan ikut mengakselerasi pertumbuhan iklim ekonomi syariah. Antara lain melalui program Gerakan Minangkabau berwakaf sejak tahun 2021 dan saat ini sedang proses konversi Bank Nagari menjadi Bank Syariah.
"Kita juga mendorong agar ada terobosan program kegiatan pengembangan ekonomi syariah oleh semua stakeholder, khususnya melalui OPD dengan target dan indikator yang jelas dan terukur agar pengembangan ekonomi syariah bisa membumi dan mengakar pada setiap sendi kehidupan masyarakat," katanya.
Mahyeldi menilai dengan segala ekosistem yang telah terbangun itu, Sumbar harus menjadi gerbong terdepan dalam pengembangan konsep ekonomi syariah di Indonesia. Sementara itu Kepala Bank Indonesia perwakilan Sumbar, Endang Kurnia Saputra menyebut pihaknya mendukung penuh upaya provinsi itu untuk menjadi pusat pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.
Salah satu bentuk dukungan itu adalah dengan menggelar Festival Ekonomi Syariah (FESyar) pada 13-16 Juli 2023 dengan tema "Penguatan Sinergi dan Inovasi Ekonomi dan Keuangan Syariah melalui Dukungan Digitalisasi untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif. Kegiatan itu akan dipusatkan pada dua titik yaitu Jam Gadang dan Lapangan Kantin Bukittinggi.