ISEN.ID, JAKARTA — Metode Maqasid shariah index of Islamic Bank (MSI-iB) merupakan penilaian performa perbankan Syariah yang lebih komprehensif dibanding jika hanya menggunakan metode konvensiona Risk Based Bank Rating (RRBR), yang fokus pada performa keuangan saja.
Hal ini disampaikan mantan anggota DPR dari Fraksi PAN, Abdullah Hakam Nadja, dalam pidato Promosi Doktor FEB Unpad, Senin (14/8/2023). Hakam Nadja mempresentasikan disertasinya yang berjudul: Analisis Komparatif Kinerja Perbankan Syariah Indonesia dan Malaysia dengan Metode Maqasid Shariah Index of Islamic Bank (MSI-iB): Integrasi Ukuran.
Dalam disertasi itu, Hakam juga menyebut, menurut ukuran MSI-iB maupun ukuran finansial (wealth index), perbankan Syariah Indonesia tidak kalah secara statistik dibanding perbankan Syariah Malaysia. Walaupun dari nilai MSI-iB hampir sama, tetapi masing-masing negara memiliki keunggulan dalam sub indeksnya. Indonesia unggul dalam aspek religiousity index dan intellectuality index sementara Malaysia unggul dalam posterity index dan wealth index.
Adapun faktor utama yang signifikan dalam mempengaruhi performa perbankan Syariah berdasarkan MSI-iB, menurut Hakam, adalah total aset. Variabel ini juga signifikan mempengaruhi secara parsial beberapa sub indeks (life index dan posterity index). Sementara variabel lain seperti umur bank, pangsa pasar, PDB dan status negara berpengaruh parsial pada level sub-indeks.
"Lembaga bisnis syariah tidak bisa mengabaikan aspek keuntungan finansial, yang dapat menjaga kelangsungan hidupnya dalam mengimplementasikan nilai-nilai luhur ekonomi Islam,” kata Hakam.