ISEN.ID, JAKARTA -- Sejak 2016, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama lembaga atau kementerian jasa keuangan menentukan bulan Oktober sebagai bulan inklusi keuangan (BIK). Turut serta dalam bulan inklusi keuangan, PT Bank Mega Syariah (BMS) untuk memberikan edukasi terkait pengelolaan keuangan kepada para siswa sekolah di berbagai daerah di Indonesia.
Kegiatan literasi keuangan ini merupakan bagian dari upaya BMS memberikan pemahaman lebih baik tentang keuangan kepada generasi muda serta mendorong partisipasi aktif dalam ekonomi syariah yang inklusif. Kegiatan bertema “Literasi Untuk Negeri” ini rutin dilakukan dengan frekuensi enam kali dalam setahun.
Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah, Ratna Wahyuni mengungkapkan kurangnya tingkat pemahaman masyarakat terkait berbagai produk dan layanan jasa keuangan membuat masyarakat rentan menjadi korban kejahatan keuangan. Terutama di era digital seperti saat ini, para pelaku kejahatan memiliki beragam modus operandi yang semakin canggih.
“Kami percaya peningkatan literasi keuangan menjadi kunci dalam melindungi masyarakat dari risiko kejahatan keuangan yang semakin beragam,” ujar Ratna dalam keterangan resmi, Rabu (11/10/2023).
Untuk mendorong peningkatan indeks literasi keuangan, pada Selasa (10/10/2023), BMS mengadakan kegiatan literasi kepada 127 siswa-siswi dari SMK Bina Mandiri, dan SMK Bakti Mandiri, Bekasi, Jawa Barat.
Kepada para pelajar, BMS memberikan pencerahan perihal literasi keuangan meliputi pemahaman keuangan pribadi, pengelolaan keuangan, perencanaan keuangan yang baik bagi pelajar, serta materi lembaga keuangan khususnya perbankan syariah. Selain itu, para peserta juga mendapatkan materi tentang mitigasi risiko kejahatan perbankan.
Kepala Sekolah SMK Bina Mandiri Endah Sulistiani mengungkapkan kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih mendalam terkait pengelolaan keuangan bagi para siswa. Ia berharap para pelajar menjadi lebih baik dalam mengelola keuangan ke depannya serta dapat lebih meningkatkan awareness terhadap berbagai modus kejahatan di sektor keuangan.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Bank Mega Syariah yang telah mengikutsertakan siswa-siswi kami di program Kegiatan Literasi Keuangan. Ini merupakan kali pertama bagi sekolah kami menerima kunjungan dalam bentuk berbagi ilmu mengenai pengenalan pengelolaan keuangan bagi pelajar serta dunia perbankan, khususnya perbankan syariah,” ungkap Endah.
Lebih lanjut, Ratna juga mengimbau kepada nasabah agar berhati-hati dengan penipuan yang kerap terjadi dengan mengatasnamakan Bank Mega Syariah. Salah satunya penipuan yang menggunakan social engineering yaitu tindak kejahatan yang memanipulasi psikologis korban untuk membocorkan data pribadi dan data perbankan yang bersifat rahasia.
“Bank Mega Syariah tidak pernah meminta data pribadi atau informasi perbankan melalui pesan atau panggilan telepon. Untuk menghindari penipuan, pastikan selalu memverifikasi setiap komunikasi yang Anda terima dari sumber resmi bank, dan jangan pernah memberikan informasi rahasia kepada pihak yang tidak terpercaya,” pesan Ratna.
Sebagai informasi, Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen. Hal ini menunjukkan masih banyak masyarakat Indonesia yang pengetahuan tentang sektor keuangannya rendah.