ISEN.ID, BANDA ACEH -- Bank Indonesia (BI) meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh untuk mengoptimalkan pemanfaatan sektor pariwisata yang memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat provinsi paling barat Indonesia ini.
Kepala BI Aceh Rony Widijarto, di Banda Aceh, Kamis (9/5/2024), mengatakan, Aceh memiliki potensi wisata yang sangat baik, dan dapat dilihat dari beberapa penghargaan wisata yang diperoleh Aceh dalam dua tahun terakhir.
"Namun demikian masih diperlukan adanya pengembangan aksesibilitas, atraksi, amenitas, serta pelaku dan promosi guna mendorong kinerja pariwisata di Aceh," kata Rony.
Penyataan itu diutarakan Rony dalam Laporan Perekonomian Aceh Februari 2024, sebagai rekomendasi kebijakan bagi Pemprov Aceh guna mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh di masa akan datang. Menurut dia, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan tingkat penghunian kamar di Aceh pascapandemi Covid-19 masih di bawah kinerja prapandemi, namun telah menunjukkan perbaikan.
Kunjungan wisatawan mancanegara ke Aceh pada awal 2024 telah mencapai 4.000 orang lebih. Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang hingga triwulan I 2024 mencapai di atas 40 persen.
Oleh karena itu, kata dia, Aceh memiliki potensi wisata yang besar sehingga harus didukung penguatan Aksesibilitas, Atraksi, Amenitas, Pelaku dan Promosi (3A dan 2P). Dari sisi aksesibilitas, BI mendorong pembangunan infrastruktur konektivitas menuju lokasi wisata baik darat, laut, maupun udara.
"Mendorong kerja sama dengan masyarakat atau pengusaha penyedia jasa transportasi guna meningkatkan aksesibilitas ke tempat wisata," ujarnya.
Dari sisi atraksi, BI mendorong pengembangan desa-desa berbasis budaya dengan segala keunggulan lokal melalui peningkatan keterampilan masyarakat, mendorong kegiatan festival budaya sebagai daya tarik wisatawan, serta hilirisasi produk-produk UMKM unggulan sebagai cendera mata khas Aceh.
Sedangkan sisi amenitas, Bank Indonesia mendorong investasi guna meningkatkan kuantitas dan kualitas fasilitas akomodasi khususnya hotel.
"Mendorong pembentukan kawasan khusus wisata yang menyediakan area tempat pembelian suvenir, tempat ibadah, penyewaan sarana dan prasarana wisata, serta restoran," ujarnya.
Sementara bagi pelaku dan promosi, BI mendorong pengembangan sumber daya manusia baik secara formal maupun nonformal untuk meningkatkan kualitas pelayanan di tempat wisata.
"Dan juga mendorong promosi wisata melalui media elektronik serta turut serta dalam kegiatan promosi pariwisata internasional yang dilakukan oleh pemerintah," ujarnya pula.