ISEN.ID, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru-baru ini merilis hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, yang mengungkapkan bahwa literasi keuangan penduduk Indonesia mencapai 65,43 persen, sedangkan inklusi keuangan menyentuh angka 75,02 persen. Namun, ketika kita membahas keuangan syariah, angkanya jauh lebih rendah.
Indeks literasi keuangan syariah tercatat hanya 39,11 persen dan indeks inklusi keuangan syariah sebesar 12,88 persen. Angka-angka ini menunjukkan bahwa inklusi keuangan syariah di Indonesia masih memerlukan perhatian dan inovasi lebih lanjut.
Menjawab tantangan tersebut, Permata Bank Syariah mencoba hadirkan solusi inovatif untuk meningkatkan inklusi keuangan syariah yang masih rendah di Indonesia. Bekerja sama dengan Mandiri Sekuritas memperkenalkan Permata Rekening Dana Nasabah (RDN) Syariah, yang terintegrasi dengan aplikasi Mandiri Online Securities Trading (MOST) yang sudah diluncurkan pada Maret lalu.
Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan akses dan kesadaran masyarakat terhadap investasi syariah, sekaligus mendukung pertumbuhan pasar modal syariah di Indonesia. Director of Sharia Business Unit Permata Bank Herwin Bustaman menjelaskan bahwa digitalisasi RDN Syariah adalah langkah konkret dalam meningkatkan kualitas produk dan layanan keuangan bagi nasabah.
“Kami berkomitmen untuk memberikan solusi investasi syariah yang mudah, aman, dan terjangkau. Dengan inovasi ini, kami berharap dapat meningkatkan inklusi keuangan syariah dan mendorong masyarakat untuk lebih aktif berinvestasi di pasar modal syariah," ungkapnya.
Lebih lanjut, kerjasama dengan Mandiri Sekuritas juga memberikan kemudahan bagi investor syariah untuk membuka RDN secara online Director of Retail Mandiri Sekuritas Theodora Manik menambahkan bahwa kolaborasi ini mencerminkan komitmen mereka untuk menyediakan layanan investasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
“Dengan adanya RDN online dan MOST Syariah, nasabah dapat menikmati akses yang lebih luas untuk berinvestasi di produk-produk syariah yang telah terjamin kehalalannya," ujarnya.
Meski jumlah produk keuangan syariah terus berkembang—dari saham syariah yang meningkat dari 407 di tahun 2018 menjadi 637 di tahun 2023, reksadana syariah dari 224 menjadi 273, dan obligasi syariah dari 104 menjadi 234—jumlah investor syariah masih tertinggal. Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah investor syariah hanya meningkat dari 44.536 di tahun 2018 menjadi 136.418 di tahun 2023, dibandingkan dengan total investor pasar modal yang mencapai 12,2 juta.
Inisiatif dari Permata Bank Syariah diharapkan dapat menjadi katalis untuk mendorong lebih banyak masyarakat terlibat dalam investasi syariah, meningkatkan inklusi keuangan syariah di tanah air. Dengan dukungan infrastruktur dan teknologi yang tepat, diharapkan pasar modal syariah Indonesia akan semakin tumbuh dan berkembang, memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.