ISEN.ID, KAIRO- Otoritas Pengatur Keuangan Mesir (FRA) mengizinkan perusahaan domestik menjual obligasi tradisional dan syariah atau sukuk, tanpa perlu peringkat kredit. Hal itu berdasarkan pernyataan resmi yang dibuat beberapa waktu lalu.
Langkah ini bertujuan mengurangi biaya pencatatan dan penerbitan obligasi dan sukuk serta mendorong lebih banyak perusahaan Mesir mengakses instrumen utang guna mendanai rencana ekspansi dan investasi mereka. Itu terjadi setelah Mesir menerbitkan sukuk negara pertamanya pada 21 Februari.
Mesir menerbitkan, utang sesuai syariah senilai 1,5 miliar dolar AS selama tiga tahun. Tingkat keuntungan yang ditawarkan secara tahunan sebesar 10,875 persen, dan mengalami kelebihan permintaan sebanyak empat kali.
Penerbitan tersebut merupakan bagian dari program sukuk tiga tahun senilai 5 miliar dolar AS yang didirikan Kementerian Keuangan pada 14 Februari dan terdaftar di Bursa Efek London. Menteri Keuangan Mesir Mohammed Maait menyebutkan, sekitar 250 investor global termasuk manajer aset, dana pensiun, perusahaan asuransi dan bank investasi dari Teluk, Asia, Eropa, dan Amerika Serikat berlangganan penawaran utang tersebut.
Manajer Pendapatan Tetap di SNB Capital yang berbasis di Riyadh, Fakrizzaki Ghazali, mengatakan program sukuk Mesir akan diterima secara baik. Mengingat kelangkaan aset Syariah berdenominasi dolar AS.
"Ini akan memberi investor lebih banyak pilihan untuk memilih di pasar sukuk negara hasil tinggi, selain Turki, Bahrain, Oman dan Sharjah," jelasnya seperti dilansir Al Monitor, Senin (13/3/2023). Sukuk Mesir merupakan upaya meraup dana pertama di pasar obligasi internasional sejak Maret 2022.
Dengan keuangan publik Mesir yang memburuk selama setahun terakhir, Kairo dilaporkan menggunakan sukuk untuk membayar Eurobond senilai 1,25 miliar dolar AS yang jatuh tempo pada 21 Februari. Negara terpadat di dunia Arab sedang menghadapi krisis mata uang yang parah, inflasi dan suku bunga tinggi, serta tingkat utang luar negeri yang tidak berkelanjutan.
Negara yang kekurangan uang itu menandatangani paket penyelamatan baru senilai 3 miliar dolar AS selama empat tahun dengan Dana Moneter Internasional (IMF) pada Desember 2022. Diperkirakan, sukuk debut Mesir akan bergabung dengan pasar obligasi Islam global yang lebih besar senilai sekitar $50 miliar dolar AS.
Baca juga: Arab Saudi-Iran Sepakat Damai Diprakarsai China, Ini Reaksi Amerika Hingga Negara Arab
S&P Global memperkirakan, penerbitan sukuk global akan menjadi sekitar 150 miliar dolar AS pada 2023, dibandingkan dengan 155,8 miliar dolar AS pada 2022 dan 170,4 miliar dolar AS pada 2021.
Kepala Keuangan Islam Global di S&P Global Ratings, Mohamed Damak, percaya sukuk negara pertama Mesir dapat membuka pintu bagi transaksi serupa di masa depan dari pemerintah atau penerbit sektor swasta lainnya, walah dampak materialnya mungkin terbatas.
“Dengan menetapkan program penerbitan sukuk, pemerintah telah mendiversifikasi sumber pendanaannya. Namun kontribusi keuangan syariah terhadap perekonomian Mesir masih terbatas, ada beberapa bank Islam di Mesir. Masih harus dilihat apakah sukuk negara akan membuka pintu bagi penerbitan sukuk sektor swasta," jelas dia.