ISEN.ID, JAKARTA -- IHATEC Marketing Research kembali menggelar Top Halal Award. Tahun ini, sebanyak 500 merek yang berkompetisi untuk menyandang Top Halal Award 2023.
Setelah survei dilakukan, terpilih 31 merek yang berhak menerima Top Halal Award 2023. Merek tersebut meliputi ABC untuk kategori Sirup, Saus Sambal, Kecap, dan Sarden, Walls dan Lux dari Unilever Indonesia, Waroeng Steak & Shake, Parfum Oriflame, Biskuit Marie Regal, Coca Cola, Mcd, Sosis Kanzler, dan sebagainya.
Executive of Steering Committee of Top Halal Award 2023 Anang Ghozali menjelaskan, Survei Top Halal Index yang menghasilkan pemenang Top Halal Award dilakukan di lima kota besar di Indonesia yakni Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan dan Makassar. Survei melibatkan 1.300 responden dari kalangan milenial.
Survei itu, kata dia, dilakukan pada Mei hingga Juni 2023, menggunakan metode face to face interview atau wawancara langsung. Konsumen milenial ditanyakan secara langsung merek halal apa yang ada di benak konsumen dalam setiap kategori produk tanpa diberi pilihan jawaban.
"Jadi benar-benar merek produk halal yang melekat di benak konsumen. Kalau pakai (survei) online, khawatir bias karena suara konsumen ada di kota tertentu," ujarnya kepada wartawan di sela Top Halal Award 2023 di Jakarta, Rabu (18/10/2023).
Anang mengatakan, Indonesia berpeluang menjadi pusat industri halal global. Meningkatnya potensi pasar halal di dalam negeri, lanjut dia, salah satunya didorong oleh meningkatnya kepedulian generasi milenial Muslim Indonesia terhadap produk halal.
Kepedulian mereka terhadap produk halal tidak saja pada produk makanan dan minuman, tetapi juga pada produk selain makanan dan minuman. "Tentu ini merupakan peluang bagi pelaku usaha untuk menjadikan Halal sebagai pendorong untuk meningkatkan daya saing, untuk menjadikan halal sebagai salah satu faktor penguat brand," ungkap dia.
Anang melanjutkan, survsi tersebut berisikan tentang perilaku dan persepsi milenial Indonesia terhadap produk halal, halal brand awareness, last usage halal brand, future intention halal brand, top halal index, brand switching analysis, conversion rate analysis, dan lainnya. Ia menuturkan, informasi yang diperoleh dari hasil survei dapat digunakan oleh perusahaan dalam menentukan strategi tepat bagi pengembangan produknya, sementara pemerintah dapat mendapatkan strategi dalam membangun ekosistem halal.
Anang menuturkan, Top Halal Index dibangun oleh dua elemen besar, yaitu elemen merek dan elemen Halal. Kemudian, ada tiga parameter yang membentuk elemen Merek, yaitu Top of Mind Halal Brand Awareness, Last Usage Brand Halal, dan Future Intention Brand Halal.
"Sedangkan elemen halal dibentuk oleh empat parameter yaitu persepsi terhadap komunikasi kehalalan produk, persepsi kehalalan terhadap bahan baku. Lalu persepsi kehalalan terhadap proses produksi, dan persepsi kehalalan pada kemasan produk," ujarnya.