Selasa 03 Sep 2024 22:03 WIB

Indonesia Pemimpin Keuangan Syariah Global, Bukan Isapan Jempol

Per Juni 2024, aset keuangan syariah Indonesia mencapai hingga Rp 2.756,45 triliun.

Rep: Eva Rianti/ Red: Gita Amanda
Indonesia memang membuktikan digdayanya dalam pengembangan sektor keuangan syariah. (ilustrasi)
Foto:

 

Tantangan keuangan syariah 

Perkembangan sektor keuangan syariah di Indonesia tidak luput dari berbagai tantangan yang dihadapinya, terutama dalam mengadopsi pengembangan teknologi yang cepat dan ekspektasi konsumen. Diantaranya meliputi tantangan dari segi diferensiasi produk, dikombinasikan dengan bisnis-bisnis yang relatif kecil, sehingga menjadi kompetitif dalam industri perbankan nasional. 

“Selain itu juga, para stakeholder juga mengharapkan keuangan syariah untuk berkontribusi lebih banyak pada perkembangan sosial dan ekonomi di Indonesia,” tutur Defri. 

Menurut Defri, ada dua aspek utama yang perlu diperbaiki dalam menghadapi tantangan pasar, yakni ketahanan dan daya saing serta berhati-hati dengan fungsi dalam berdampak pada ekonomi dan sosial. 

Ketahanan dan daya saing, kata Defri, dapat diperbaiki dengan konsolidasi untuk mendorong perbankan syariah yang lebih besar. Juga untuk meningkatkan penggunaan dengan prinsip prudensial, dan mempromosikan diferensiasi model bisnis dengan menonjolkan keunikan produk dan layanan syariah. 

“Keuangan syariah juga akan memperbaiki manajemen risiko dan tata kelolanya dalam menghadapi tantangan dengan lebih berani dan efisien. Memperbaiki ekonomi sosial adalah aspek kedua yang harus diadakan, berdasarkan filosofi keuangan syariah, keuangan syariah diharapkan memainkan peran yang lebih penting dalam aktivitas yang memengaruhi ekonomi sosial,” tuturnya. 

Cara agar lebih berdampak pada ekonomi dan sosial adalah melalui sinergi dalam ekosistem syariah dalam meningkatkan inklusi finansial dan mendukung keuangan yang sustainable. Melalui proses tersebut, keuangan syariah diharapkan berkontribusi lebih besar dalam pengembangan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Karakteristik tersebut termasuk keuangan yang kuat dalam keuangan bisnis, pendekatan pelanggan, dan nilai sosial. Keuangan bisnis dalam keuangan syariah berfokus pada meningkatkan proposisi nilai yang unik untuk menciptakan model bisnis yang berbeda dan menguatkan prinsip moral dalam operasinya.  

Defri mengatakan, itu bukanlah tugas yang mudah. Aktualisasi prinsip syariah, lanjutnya berorientasi lebih dari sekedar soal finansial dan ekonomi, tetapi konsumen juga mesti merasakan nilai-nilai keislaman seperti keadilan, transparansi, serta inklusivitas bagi semua segmen. 

“Orientasi pada nilai sosial akan menjadi kemajuan yang istimewa dalam pengembangan sektor keuangan syariah dengan mengoptimalisasi zakat, infaq, sadaqah, dan wakaf untuk pengembangan UMKM melalui bantuan,” ujar dia. 

Defri menekankan, untuk meningkatkan kompetitif bisnis dalam sektor keuangan syariah, OJK berkomitmen untuk menyediakan fasilitas dan membantu industri keuangan syariah. Seperti menciptakan produk baru dengan prinsip syariah untuk membedakan model bisnis dari bank-bank konvensional dalam industri keuangan nasional.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement