Kamis 26 Dec 2024 19:48 WIB

Potensi Industri Halal Mamin, Farmasi, dan Kosmetik Indonesia Capai 196 Miliar Dolar AS

Proyeksi SGIE industri halal global dapat mencapai 196,39 miliar dolar AS.

Red: Gita Amanda
Pekerja menyiapkan makanan halal di stan kuliner Kediri Town Square saat peluncuran Zona Kuliner Halal Aman dan Sehat (KHAS) di Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (23/8/2024). Pemerintah daerah setempat bersama kantor perwakilan Bank Indonesia Kediri menjadi yang pertama di Indonesia menerapkan Zona KHAS di pusat perbelanjaan.
Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Pekerja menyiapkan makanan halal di stan kuliner Kediri Town Square saat peluncuran Zona Kuliner Halal Aman dan Sehat (KHAS) di Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (23/8/2024). Pemerintah daerah setempat bersama kantor perwakilan Bank Indonesia Kediri menjadi yang pertama di Indonesia menerapkan Zona KHAS di pusat perbelanjaan.

ISEN.ID,  JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memprediksi pertumbuhan industri halal di Indonesia akan terus tumbuh positif. Diperkirakan ada potensi industri halal pada makanan dan minuman, farmasi, dan kosmetik mencapai hingga 196 miliar dolar AS pada 2025. 

Chief Economist PT BSI Banjaran Surya Indrastomo mengungkapkan proyeksi State of the Global Islamic Economy (SGIE) industri halal global dapat mencapai 2.596,9 miliar dolar AS pada 2025. Adapun di Indonesia, potensinya mencapai 248,78 miliar dolar AS. 

“Fokus pengembangan industri halal di Indonesia pada 2025 dapat difokuskan pada industri makanan dan minuman halal, farmasi, kosmetik yang diproyeksikan dapat mencapai 196,39 miliar dolar AS,” kata Banjaran dalam acara Sharia Economy Outlook 2025 di Gedung The Tower BSI, Jakarta Selatan.

Dengan melihat potensi tersebut, Banjaran menekankan bahwa pengembangan ekosistem syariah akan sejalan dengan pengembangan yang dilakukan pemerintah di sektor pangan. 

“Dalam visinya untuk menjadi pusat industri halal dunia, Indonesia dapat terus mengakselerasi industri halal untuk memenuhi baik itu kebutuhan dalam negeri maupun ekspor dengan fokus utama pada industri makanan dan minuman halal, farmasi, dan kosmetik dengan tujuan utama untuk kawasan Asean dan GCC (Dewan Kerjasama Negara-negara Arab di Teluk),” ujarnya. 

Lebih lanjut, Banjaran memfokuskan pada potensi melebarkan sayap ke Arab Saudi. Menurutnya, Indonesia berpeluang menjadi partner dagang utama Arab Saudi.  

Menurut catatannya, Arab Saudi merupakan mitra dagang penting ke-14 Indonesia dengan total nilai perdagangan sebesar 6,15 miliar dolar AS pada 2023. Di sisi lain, Indonesia baru menempati peringkat ke-22 mitra ekspor Arab Saudi dan peringkat ke-19 mitra impor Arab Saudi. Eva Rianti 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement